Harus
merasa beruntung atau sedih? Kita hidup di zaman yang sudah sangat maju, dari
segi terknologi maupun pemikiran. Harushkah kita merasa beruntung atau bahkan
kita harus merasa sedih? Ya,
kita memang berada di zaman yang semua
kemudahan bisa kita dapatkan dengan cara yang sangat mudah dan singkat. Segala
macam informasi bisa kita dapatkan dengan cara yang sangat mudah. Kita juga
bisa berkomunikasi dengan sangat mudah dengan orang- orang yang jauh dari
tempat kita tinggal, semua sangat mudah.
Tapi, semua kemudahan itu ternyata
tidak hanya berdampak positif, tapi ada pula dampak negatif dari kemajuan zaman
dan teknologi yang kita rasakan saat ini, salah satunya adalah memudarnya tata
krama dan kesopanan pada muda- mudi saat ini. Taukah kalian tentang Karin atau
yang biasa disebut dengan Awkarin? Remaja mana yang tidak tahu tentang wanita cantik bernama Awkarin
ini? Remaja yang sangat di idolakan oleh banyak remaja saat ini. Ya dia memang
cantik, dan sangat dikagumi oleh banyak orang dari setiap postingannya di
Instagram ataupun media sosial lainnya.
Sayangnya, Awkarin tidak
mencontohkan hal yang positif kepada anak muda lainnya, selain pergaulannya
yang begitu bebas, dan kata-kata kasar yang sering terlontar dari bibirnya tak
lepas dari setiap postingan-nya di setiap akun sosial media yang ia punya.
Apakah itu akan berdampak baik untuk remaja yang mengidolakannya? Jelas tidak.
Awkarin dengan tidak sengaja sudah meracuni otak para remaja untuk berfikir,
untuk menjadi viral dan banyak dikagumi orang, kita harus bersikap berani,
berbicara kasar, dan bergaul sebebas mungkin.
Dan masih ingatkah kalian tentang
remaja yang memposting tentang keluhannya terhadap ibu hamil yang meminta
tempat duduk di KRL? “benciii bgt ama ibu2 hamil yg tiba2 dateng minta
duduk.. yaa gw tau lw hamill tapi pliss dong berangkat pagi.. ke stasiun yg
jauh sekalian biar dapet tmpat duduk.. dasar emg ga mau susaah.. ckckck nyusain
org.. kalo ga mau susaah ga ush kerjaa bu dirumah aja.. mntang2 hamil maunya dingertiin
trs.. tapi sndirinyaa ga mau usahaa.. cape dehh.. #notetomyselfjgnnyusainorg
!!” begitulah kira- kira isi
curahan hati sang remaja tesebut di sosial media yang tidak sedikit membuat
banyak orang kaget saat membaca nya. Banyak dari mereka menuturkan hal
yang buruk terhadap curahanan hati remaja tersebut, tapi ada juga yang
meng-iyakan kalimat tersebut.
Itu adalah beberapa contoh sifat
remaja saat ini.. Memang tidak semua remaja berlaku demikian, tapi hal
tersebut menunjukkan bahwa banyak dari mereka mulai meninggalkan ajaran-ajaran
ketimuran dari bangsa Indonesia, mereka begitu bebas mengapresiasikan apa yang
mereka rasakan disosial media, Sifat individual dan ketergantungan sosial
media yang mulai mendominasi pada diri remaja mulai menghilangkan sifat
kesopanan baik kepada orang lain maupun pada tempat-tempat umum.
Banyaknya
tulisan yang mereka tulis mengenai kehidupan pribadi mereka ke jejaring
sosial. Itu membuktikan bahwa mereka tidak memikirkan terlebih dahulu apa
yang akan terjadi jika mereka melakukan hal tersebut pada media
sosial. Hal tersebut memang lazim kita jumpai jika melihat media sosial
sekarang ini. Fungsi media sosial pun secara perlahan berubah, yang
awalnya sebagai media bertukar informasi, kini menjadi media curahan hati para
penggunanya.
Menurut Rosenberg (2001) dengan
berkembangnya teknologi ada 5 (lima) pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu
(1). Dari pelatihan ke penampilan, (2). Dari ruang kelas ke dimana saja dan
kapan saja, (3). Dari kertas ke “on line” atau saluran, (4). Fasilitas fisik ke
fasilitas jaringan kerja, dan (5). Dari waktu siklus ke waktu nyata.
(kompasiana.com, 2012).
Lalu
haruskah sekarang kita merasa senang atau haruskah kita merasa sedih? Ini bukan
salah kemajuan zaman, yang salah adalah mental anak muda saat ini yang terlalu
mudah untuk terpengaruh dan terlarut terhadap kemajuan teknologi.
Jangan
jadikan kemajuan zaman dan teknologi sebagai alasan memudarnya tata krama dan
kesopanan pada remaja saat ini. Jadilah orang yang mampu memilah mana yang baik
dan benar, jadilah pencerna yang baik. Karena teknologi selain memudahkan kita,
tentu saja bisa juga menyulitkan kita jika kita tidak bisa menjadi pengguna
yang cermat.
Jadilah
pengguna media sosial yang bijak, mengimbangi kemajuan teknologi dan zaman tanpa harus melupakan budaya timur kita
yang terkenal dengan kesopanan dan budi pekerti yang baik. Hal-hal demikian
harus menjadi perhatian khusus para orang tua dan para instansi terkait.
Karena jika di diamkan sifat seperti ini akan terus melekat pada diri mereka
hingga mereka tua nanti. Sifat remaja yang demikian bukanlah suatu
sikap yang harus diikuti oleh adik-adik mereka serta generasi mereka
selanjutnya. Jangan biarkan remaja saat ini meninggalkan jejak yang
kurang baik untuk masa depan nanti. Mau jadi apa negara ini jika banyak
penerus-penerusnya bersifat demikian?. Mulai sekarang jika Anda seorang
remaja rubahlah sikap-sikap buruk yang ada dalam diri Anda yang mungkin dapat
merugikan masyarakat umum. Namun, jika Anda adalah seorang yang memiliki
anak remaja, perhatikanlah sikap anak-anak Anda, jangan biarkan sifat tersebut
melekat dalam diri anak Anda. Bantulah anak Anda untuk berubah menjadi
anak yang diharapkan bangsa ini, Bangsa Indonesia.